|SR|Kuningan|
Peristiwa tragis yang dialami oleh NZ siswi SMAN 3 Kuningan, mendapat kecaman dari Ketua Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) Kabupaten Kuningan, Ujang “Djenggo” Hermawan. Menurutnya kejadian tersebut menambah daftar panjang terkait persoalan yang tentunya mencoreng Dunia Pendidikan.
“Sekolah adalah Lembaga Pendidikan tempat menimba ilmu yang menjadi tumpuan harapan serta kepercayaan orang tua agar anak-nya menjadi pintar. Namun, jika Sekolah malah menjadi tempat anaknya menderita adalah menjadi kegetiran yang dirasakan.
Di katakan Djenggo, kejadian tragis menimpa siswi SMAN 3 Kuningan yang bernama NZ yang masih duduk di kelas X tersebut mencerminkan betapa lemahnya pengawasan Sekolah terhadap perilaku para siswa.
Di sampaikan oleh Djenggo, mengenai kronologis kejadian yang dialami NZ. “Awalnya siswi tersebut terpilih menjadi peserta yang masuk kategori sebagai siswi pecinta alam alam dari beberapa orang siswa yang ada, hanya segelintir anak yang terpilih menjadi siswi yang masuk dalam kegiatan Pecinta Alam Candradimuka, yang secara rutin selalu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler setiap tahunnya. Hari Ahad, tanggal 2, Desember, tahun 2025.
Sekitar pukul 11:00 Wib, di tempat Bumi Perkemahan (Buper) Lempong Balong Palutungan, Desa Cisantana, Kabupaten Kuningan. NZ mengikuti kegiatan selama lima (5) hari untuk menjalani hidup di alam luas, mempelajari kehidupan dengan alam di hutan, dengan makan seadanya. Namun sangat di sayangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut terjadi kekerasan fisik,”tuturnya.
Di sampaikannya, berdasarkan dari keterangan NZ setiap hari Ia mengalami kekerasan dengan muka selalu di tampar bahkan di penghujung kegiatan NZ tidak kuat lagi, saat berjalan kakinya mengalami siksaan yang hebat sampai didorong hingga tersungkur dengan keras. “Menurut orang tua NZ sepulang mengikuti kegiatan Pecinta alam, anak Saya mengalami trauma yang begitu hebat, bahkan tubuhnya lebam lebam dan luka-luka sehingga NZ harus dirawat,”terang Djenggo, pada hari Rabu (24/12).
Dari kejadian itu, orang tua siswa melalui grup WhatsApp, menyatakan kejadian tersebut sangat tidak Manusiawi dan di anggap sangat kejam. Apa yang dialami dan terjadi terhadap NZ, ternyata kekerasan fisik dialami oleh semua siswa siswi SMA 3 Kuningan saat mengikuti kegiatan Pecinta alam dan bahkan dari salah satu orang tua siswa tersebut sudah ada yang melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Kepolisian, atas dasar kekerasan yang dialami anak dibawah umur.
Atas kejadian tersebut Ketua LMPI Kabupaten Kuningan, Ujang”Djenggo” Hermawan, mengecam keras persoalan tersebut, apa lagi ini terjadi di Dunia Pendidikan, menurutnya Kepala Sekolah SMAN 3 Kuningan, harus bertanggung jawab karena telah memberikan ijin untuk melakukan kegiatan yang menyita banyak waktu sampai lima (5) hari. Ia juga meminta pihak Kepolisian harus tegas dan segera ambil tindakan sesuai hukum. “Peristiwa ini sudah berlebihan sampai membuat anak di bawah umur trauma stres berat dengan kejadian yang di alaminya. Saya meminta Kepala Sekolah harus bertanggung-jawab dan pihak Kepolisian harus menindak tegas atas kejadian ini,”pintanya.
Di tegaskan lagi oleh Djenggo, LMPI sebagai Organisasi massa yang lahir dan tumbuh dari elemen Masyarakat, selalu siap membela demi keadilan dan siap mengawal proses hukum sampai tuntas. Kekerasan seperti ini jangan dibiarkan terulang dan harus ditindak tegas semua pelakunya. Kami juga akan meminta Bupati Kuningan harus segera turun tangan.
Begitu juga Gubernur KDM harus segera turun tangan, basmi tuntas kekerasan yang menimpa anak di bawah umur. Jangan sampai hal ini terjadi lagi di Dunia Pendidikan di Jawa Barat khususnya di Kuningan. Kasus ini harus segera ditindak, karena kejadian tersebut telah memicu hancurnya mental anak Bangsa. Trauma yang mendalam merupakan sebuah momok menakutkan yang selalu ada dalam benak anak-anak seumur hidupnya. Pada prinsipnya segera lakukan tindakan tegas, tegaknya hukum dan tindak tegas pelaku,”pintanya berapi-api.
Sementara itu, menurut Kepala SMAN 3 Kuningan, Moch Cheri, yang saat itu langsung dihubungi melalui telepon WhatsApp-nya. Rabu, (24/12), dan menjawab kalau kejadian ini sudah ditangani oleh Pembina Ekskul beserta Laskar Pencinta Alam Candradimuka SMAN 3 Kuningan. Menurutnya, pihak pembina beserta lainnya sudah mengirimkan bukti foto dan keterangan korban kepada pihak Sekolah, dan selanjutnya “Kepsek juga, katanya sudah mengunjungi ke rumah siswi yang bersangkutan.”
Penulis (Baim)













