SR Pangandaran
Ci Rengganis, dulunya tempat pertapaan, persemedian, atau tempat berkhalawat dalam rangka meditatif para bijak bestari. Diantara tokoh tersebut adalah yang paling popular saat itu, Kyai Argapura. Ci dalam bahasa Sunda, bisa difahamai atau diartikan air, juga secara makna filosofi bisa juga difahami cahaya. Cahaya ini juga bisa difahami hidangan spiritual, atau keluhuran budi.
Sedangkan Rengganis, bisa difahami Sosok Jelita, bisa jadi konsep Feminis, secara historik jika yang di munculkan adalah sosok, berarti kelahiran gadis jelita dari keturunan Bangsawan, ataupun gadis pembawa dampak perubahan bagi lingkunganya.Kyai Anggapura, adalah sosok laki-laki tua dalam keadaan melajang. Salah satu dalam pertapaan itu, Kyai Anggapura terlintas hajat dalam hati ingin mempunyai istri.
Pertapaan itu istilah bahasa sekarang, dalam rangka Istikhoroh. Dibalik lajangnya Kyai Anggapura, beliau mendidik dan merawat Raden Iman Somantri dari Kerajaan Raja mantri. Semaki Kyai Anggapura di tarekati dirinya, ternyata hadirlah sosok perempuan jelita dengan nama Dewi Rengganis, yang juga di didiknya sampai usia dewasa. Dalam masa pubernya, Raden Iman Somantri diam-diam mempunyai kecendrungan hati terhadap Dewi Rengganis. Namun cintanya, tak kunjung sampai. Kyai Anggapura tak memberikan restu padanya.
Setelah terbongkar misteri itu, ternyata Raden Iman Somantri dan Dewi Rengganis, masih dalam satu persesusuan. Tromatik yang dialami Dewi Rengganis, ternyata berdampak sampai menua tak dalam keadaan menikah. Sebagian sumber sejarah mengatakan, Dewi rengganis untuk mengobati luka masa lalunya juga melakukan hal yang sama seperti halnya Kyai Anggapura, yaitu Pertapaan, Persemedian, atau Berkhalawat dalam rangka Meditatif, Mengenolkan diri, Melatih legowo atas cinta yang tak sampai. Dekat genangan air yang jernih dan tenang. Sampai sekarang air itu disebut dengan Ci Rengganis.
Pada awalnya secara Ritualis, tempat tersebut digunakan untuk memfanakan diri dengan Maha pencipta. Sebagian sumber sejarah mengatakan patilasan Dewi rengganis seberjalannya Islam datang, sering digunakan untuk Wirid atau Dzikir oleh para kyai dan santri. Tentunya alam yang begitu natur, sangat kondusif untuk menenangkan diri. Di periode berikutnya, sebab distrorsinya budaya sementara orang memahami air pada Ci Rengganis itu mempunyai khasiat Awet Muda. Bisa jadi jika pendekatan sains hari ini, bisa jadi kadar mineral yang sehat dan oksigen yang memadai. Sekalipun dilain pihak ada sementara orang memahami mistik Factual dalam pertumbuhan Kejayaan, Kewibawaan, Kehormatan, atau Prihal Jodoh.
Sesuai dengan Filosofi Ci Rengganis, Ruang dan waktu yang dihidangkan alam pada tempat tersebut membuat para penikmat alam memberikan dampak ketenangan pada jiwa, dan memberdampak jelita (optimis atau progresif) dalam memahami kehidupan.
Penulis (NISHFA FARID RIJAL,M.Pd)