Iklan

Orangtua Kontestan Kecewa Panitia Pasanggiri, Protes Voting Instagram: “Ini Bukan Ajang Mojang Jajaka, Tapi Mojang Influencer!”

Oplus_131072

|SR|Ciamis|

Aroma ketidakpuasan menguar dari balik pagar rumah budaya tempat berlangsungnya ajang bergengsi “Pasanggiri Mojang Jajaka Galuh Ngajumantara 2025”. Orangtua kontestan tampak menggenggam HP jadul dan bersuara“Kami Emak-Emak, Bukan Netizen IG!”Kekecewaan memuncak setelah mengetahui bahwa sistem penilaian publik untuk menentukan juara Galuh Ngajumantara ditentukan lewat platform Instagram-media sosial yang menurut Mereka, “Cuma dipakai anak Jaksel dan penjual skincare.”

“Saya ini orang Kampung, Pak. Di kampung Saya, Facebook itu rajanya medsos. Warga Kami hapal cara share di Facebook, bukan repost di Instagram. Lah ini, disuruh bikin akun IG dulu, follow, like, share, repost, pakai tagar segala… Astagfirullah, rumit pisan!” keluh SM, orangtua dari salah satu kontestan yang kini terancam kalah hanya karena keluarganya “gaptek IG”. Menurut petunjuk resmi panitia yang tersebar di berbagai grup WhatsApp RT, setiap like bernilai 1 poin, share dapat 2 poin, dan repost dinilai 3 poin. Tapi apalah daya, mayoritas pendukung peserta dari pelosok belum bisa membedakan feed dan story.

“Anak saya itu pintar, sopan, hafal sejarah Galuh sejak Nenek buyutnya. Tapi gara-gara voting pakai Instagram, poinnya kalah sama peserta yang punya 3.000 follower dan langganan endorse teh pelangsing,” ujar Pak pelontos sambil memamerkan HP Nokia-nya yang hanya bisa SMS. Orangtua ini menduga ada unsur konspirasi dalam pemilihan platform.“Ini seperti lomba nyanyi tapi yang menang yang paling banyak likes. Apa kabar anak-anak yang jujur, baik, dan tidak punya admin sosmed?”ujarnya lain sambil menunjuk brosur lomba yang kini sudah lecek karena terlalu sering dibaca ulang dengan rasa dongkol.

Sementara itu, pihak panitia berdalih bahwa Instagram dipilih karena “milenial banget”, dan untuk meningkatkan keterlibatan Publik. Namun, tanggapan dari orangtua jelas: “Kami lebih milih ke pasar dari pada belajar bikin tagar.”Hingga berita ini ditulis, belum ada tanda-tanda panitia akan mengubah sistem voting.

Penulis (Abraham)

Exit mobile version