|SR|Pangandaran|
Insya Allah Rencana Pembangunan gedung Sekolah sesuai dengan misi Bupati dan juga Kadisdikpora Kabupaten Pangandaran, yaitu 1 Desa, 1 Sekolah TK Negeri. Mudah-mudahan ke depannya bisa 93 PAUD/TK sesuai dengan jumlah Desa yang ada di Kabupaten Pangandaran, kata Undang S.Pd MM, Kabid PAUD Disdikpora Kabupaten Pangandaran, saat di konfirmasi di ruang kerjanya, pada hari Rabu, (5/2/2025).
Disampaikannya bahwa, pembelajaran di PAUD itu kan kalau mendaftarkan anak datangnya dua orang, anaknya itu bermain sambil belajar, sedangkan orang tuanya juga berkolaborasi namanya Parenting. Sebetulnya Parenting
inilah yang lebih bagus, ya karena antara orang tua dengan anak dan guru itu kan disana menyatu, maka disitu antara orang tua dan siswa akan mengerti.
Sistem Koordinasi dan Kolaborasi itu akan menjadi bagian dari pada Pendidikan Karakter, jadi orang tua yang suka ikut mengantar anaknya ke Sekolah akan bisa melihat bagaimana cara pembelajaran di Sekolah tersebut yang selanjutnya bisa menularkannya ke orang-orang lain yang akan masuk kejenjang Pendidikan Usia Dini. Nah Pendidikan parenting itu lah yang perlu diketahui juga oleh Masyarakat,”kata Undang”.
Proses pembelajaran TK kedepan itu tentunya mengacu ke Karakter, jadi Karakter anak itu harus dilihat dari satu persatu seperti apa. Maka diawal untuk Sekolah baik di PAUD maupun sampai Perguruan Tinggi juga, kan yang penting ada yang dimaksud dengan Assesmen awal.
Assesmen awal itu menilai seperti apa anak didik tersebut ini, membandingkan satu anak dengan anak yang lainnya, kan harus berbeda maka ada Kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan siswa masing-masing sehingga tidak klasikal.
“Pembelajaran sekarang berpusat pada peserta didik, tapi tetap ada istilah penanganan khusus dan pembelajaran khusus hanya di PAUD yang mengacu kepada aturan yang berlaku di PAUD itu sendiri, seperti ada calistung, juga ada pembelajaran yang lainnya misalkan ada pembelajaran di bidang olahraga nya, juga ada di bidang PAI nya, semua komplit.
Semuanya disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, itulah pembelajaran di PAUD. Akan tetapi yang paling diutamakan di PAUD itu adalah basic pembentukan Karakter, setelah Karakter anak itu betul-betul sesuai dengan harapan orang tua contoh hormat terhadap guru, terhadap yang di atasnya, yang di bawahnya, juga kepada orang tua itu yang paling diutamakan “kata Undang”.
Akan tetapi, lanjut Undang, untuk pembelajaran yang lain seperti calistung itu mengikuti, tapi Karakter yang diutamakan biasanya untuk pembentukan. Misalnya pembiasaan pagi-pagi baca doa, sebelum makan baca doa, terus ada ibadah-ibadah yang simpel ini yang kemudian dengan istilahnya Ngaji bersama, itulah di antaranya yang pokok dan simpel-simpel saja. Untuk kebaikan anak ke depannya, sebelum makan harus baca bismillahirrahmanirrahim, terus baca doa, keluar ruangan baca doa, pergi kemana-mana pun harus baca doa, masuk ke WC pun baca do’a, pembiasaan itu yang harus di utamakan.
Dan pembelajaran di PAUD itu tidak harus diruang kelas saja akan tetapi anak tersebut harus bisa menyatu dengan lingkungan lain, misalnya ada kegiatan dimasyarakat seperti ada bersih-bersih, maka gurunya itu harus membawa anak-anak tersebut keliling, untuk tahu dan ikut serta bagaimana cara membersihkan lingkungan. Walaupun anak itu tidak serius mengerjakannya tapi minimal telah mengenal dan bersatu dengan Masyarakat, itulah yang bisa menjadikan kebiasaan manakala melihat ada orang kerja bakti, anak tersebut pun akan respect ikut membantu.
Adapun untuk pembelajaran diluar kelas contohnya bila di lingkungan Sekolah ada sawah, ladang, serta ada orang yang sedang bercocok tanam, maka kita sebagai guru harus ikut sertakan anak tersebut, walaupun anak itu pada akhirnya tidak ikut melakukan sebagaimana mestinya, minimal mereka bisa melihat bagaimana proses orang itu bekerja, bagaimana orang itu menanam ketela, kacang, dan membajak sawah, jadi minimal yah harus tau dan tidak anti terhadap tanah di lingkungan sekitar.
Nah ini ada salah satu PAUD di Kabupaten Pangandaran, yang sudah siap dengan segala sesuatunya contoh ada dapur khusus untuk PAUD, di contohkan bagaimana cara memasak yang simpel, seperti memasak nasi goreng, mie rebus, itu yang disebut masakan simple. Intinya si anak itu bukan harus takut pada kompor dan gas, malah justru sebaliknya harus diberi tahu, bagimana caranya menghidupkan kompor gas itu. Awalnya kan si anak takut tapi lama kelamaan oh seperti itu, maka kalau anak mencoba-coba jangan dulu di marahin tapi diajari nih cara yang bener kaya gini awas di PAUD tidak ada istilah jangan tapi sebaiknya seperti inilah, ujar Undang.
Menurut Undang, ibarat karena takut jatuh kadang kita suka melarang si anak kalau naik pohon jangan dilarang, padahal biarkan saja dia naik, tapi dibimbing dan diajari caranya dan dilihat sudah bisakah turun sendiri. Biarkan si anak melihat orang lain manjat dulu, nanti kan dilihat oh kalau manjat caranya seperti itu, nah pembiasaan seperti itulah yang harus di berikan kepada anak, sebaiknya seperti ini, insyaallah anak Indonesia akan maju kedepannya.
Terkait keberadaan PAUD Negeri di Kabupaten Pangandaran, sampai saat ini di 10 Kecamatan Kabupaten Pangandaran baru ada 16 Sekolah PAUD Negeri, sudah merata, tapi ada yang 1 ada yang 2, yang 2 Sekolah PAUD contohnya di Sidamulih, kemudian di Mangunjaya, dan di Kecamatan Padaherang.
Rencananya yang paling dekat sesuai dengan misi Bupati dan juga Kadisdikpora itu rencananya 1 Desa 1 TK Negeri, mudah-mudahan ke depannya bisa 93 TK Negeri sesuai dengan jumlah Desa yang ada di Kabupaten Pangandaran. Kami mulai merintis TK Negeri itu dari tahun 2022 sebanyak 3 TK Negeri, tahun 2023 sebanyak 3 TK Negeri dan tahun 2024 kemarin itu sebanyak 10 TK Negeri, jadi total jumlahnya baru ada 16 TK Negeri. Tambah Undang, Alhamdulillah untuk di tahun 2025 ini, insya Allah ada penambahan TK Negeri yang telah diajukan 10 Sekolah, mudah-mudahan akan lebih, untuk 10 Kecamatan yang Anggarannya dari APBD Kabupaten Pangandaran, “ujarnya”.
Penulis dan Editor ( Anton AS/SR02)