SR Pangandaran
Ruang kelas yang terbatas bukanlah menjadi soal apalagi menjadi penghalang bagi para siswa siswi berkebutuhan khusus untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran yang diajarkan oleh para guru di Sekolah Luar Biasa (SLB). SLB Darma Putra Kalipucang, berinisiatif menggunakan selasar halaman belakang Sekolah untuk dijadikan tempat belajar Anak Tunanetra, meskipun sangat dibutuhkan sekali ruangan kelas tersebut namun apalah dayaku tangan tak sampai” begitulah sepenggal kata-kata dari Tjomi Suryadi selaku pemilik Yayasan tersebut, walaupun mengajar diluar ruangan dengan serba seadanya, namun dalam proses belajar para siswa-siswi ABK ini tetap semangat untuk meraih cita cita.
Dalam tahapan pembelajaran para siswa berkebutuhan khusus ini seperti biasa diajarkan sesuai dengan penerapan kurikulum tahun 2013 (K-13), meskipun dengan serba keterbatasan dalam hal ini pihak Sekolah mengharapkan perhatian dan bantuan dari Pemerintah, terutama dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran, untuk sekiranya menuangkan waktu untuk peduli terhadap kemajuan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), walaupun Sekolah Luar Biasa ini kewenangannya ada di KCD 13 yang dibawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, seperti halnya SMA dan SMK, namun bentuk perhatian sama halnya dengan Sekolah lain, meskipun peserta didik ini merupakan warga Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya. Wajar sekiranya Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk turut peduli membantu demi kemajuan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusu (ABK), sepanjang tidak bertentangan dengan aturan yang ada, ucap Tjomi.
“Lanjutnya saat ini pihak Yayasan telah menyiapkan lahan seluas + 2.000 m2 untuk perluasan Sekolah, namun untuk pembangunan Ruang Kelasnya pihak Sekolah mengalami kesulitan untuk itu kami memohon bantuan dari Pemerintah ” jelasnya.
Alhamdulillah para guru SLB selalu semangat saat mengajarkan setiap mata pelajaran, meskipun saat diluar ruang kelas, para guru tersebut tetap mengajarkan mata pelajaran kepada siswa, yang kemudian dibagi lagi ke dalam beberapa tingkatan kelas.
Supriyati selaku Kepala SLB Darma Putra Kalipucang saat diwawancara oleh media tabloid Pendidikan Surya Rengganis yang berdomisili di Kabupaten Pangandaran, mengatakan bahwa seharusnya satu guru itu mengajarkan untuk porsi 5 sampai 8 anak didik dalam 1 ruang kelas idealnya, namun untuk sementara waktu menggunakan ruang kelas yang ada, saat ini dari 6 kelas ditiap kelasnya diisi oleh 12 orang anak, hal ini dilakukan oleh pihak Sekolah karena terpaksa, sehingga ada sebagian anak yang belajar di luar kelas.
Di SLB Darma Putra hanya memiliki sedikit ruang kelas, cuma ada 6 ruang kelas, untuk menaungi belajar para Anak Berkebutuhan Khusus. Esih panggilan akrab Kepala SLB memohon kepada Pemerintah agar dibantu, untuk penambahan lagi 4 ruang kelas, guna memenuhi kebutuhan belajar siswa, padahal anak-anak disini ada yang masih se tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), jadi untuk sementara ini pihak Sekolah terpaksa melakukan KBM siswa dibelakang Sekolah, para siswa yang dididik disini ada bermacam ragam keterbelakangan seperti Tunanetra (Buta), Tunarungu (Tuli), Tunagrahita (Mental), Tunadaksa (Fisik) dan Autis, sehingga pihak Sekolah sangat membutuhkan sekali ruang kelas karena kelasnya pun harus di beda-bedakan,” kata Esih.
Penulis (SR02)