Fraksi PDI Perjuangan Mengecam Keras Tayangan TRANS 7 yang Mendeskriditkan Ulama dan Pesantren

Oplus_131072

|SR|Pangandaran|

Kyai Ngisom, S.Pd.I (Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Pangandaran) menegaskan bahwa pesantren merupakan benteng peradaban Bangsa yang tidak boleh diganggu apalagi direndahkan, apalagi Kyai dan Ulama sebagaimana termaktub dalam salah satu Hadist “al-ulama waratsatul anbiya” yang berarti ulama adalah pewaris para Nabi, sudah sepatutnya harus Kita hormati bersama, baik oleh sesama muslim atau pun non muslim sebagai ketokohannya.

              Hal ini dia sampaikan menyusul konten yang dirasa kurang pantas, yang ditayangkan pihak Trans 7 terhadap salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia, yang sempat menuai reaksi luas dari Masyarakat, khusunya di Kabupaten Pangandaran.

Lebih jauh, Kyai Ngisom, S.Pd.I menekankan bahwa pesantren memiliki kontribusi historis dan moral yang luar biasa terhadap pembentukan karakter Bangsa Indonesia. Ia menegaskan, Lembaga Pendidikan tradisional tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat menimba ilmu Agama, melainkan juga Pusat pembentukan akhlak dan peradaban manusia Indonesia.

             “Pesantren sudah lebih dari 300 tahun mengabdikan diri untuk menciptakan peradaban dalam Masyarakat Indonesia, melahirkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Jadi jangan sekali-kali mengusik sistem peradaban yang dikembangkan Pesantren,” tegasnya.

Ngisom menambahkan, Pesantren dan para santri selama ini berdiri di atas kemandirian yang kuat, bahkan tanpa bergantung pada dana Negara. Mereka telah berperan nyata dalam mencerdaskan Bangsa sekaligus menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

             “Pondok dan santri itu Mandiri tanpa dibiayai Negara, kecuali bantuan kecil saja. Selama ratusan tahun Mereka mengabdi untuk Indonesia tanpa meminta imbalan apa pun. Maka Indonesia harus berterima kasih kepada Pondok dan Santri,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kab. Pangandaran, juga mengingatkan agar peristiwa yang melibatkan pihak televisi tersebut menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama bagi media massa. Ia menilai, media harus lebih berhati-hati dalam menampilkan konten yang menyangkut Lembaga Keagamaan, karena Pesantren memiliki posisi istimewa dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia.

             “Jangan mengusik Pondok Pesantren. Inilah laboratorium keadaban publik. Kalau Pesantren tidak mengajarkan keadaban, maka yang muncul dalam Masyarakat adalah kekurangajaran. Saya minta ini yang Pertama dan terakhir. Mari Kita hargai jasa Pondok dan Santri, karena dari Mereka lah lahir keadaban publik Indonesia,”pungkasnya

Ngisom juga menegaskan, PDI Perjuangan Kabupaten Pangandaran, selama ini selalu menjaga hubungan baik dengan Pesantren, Para Alim ulama, Para kyai dan Santri, Karena Kami meyakini melalui do’a beliaulah Kabupaten Pangandaran aman, tentram dan selalu di ridhoi oleh Allah Subhana Wata’ala, aamiin.

Penulis (Iyut)

Hardiknas SDN Sukajaya Hardiknas SDN Sukajaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *