|SR|Pangandaran|
Rencana penambahan Keramba Jaring Apung (KJA) di kawasan Pantai Timur, Pangandaran, menuai penolakan dari berbagai pihak. Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran dan sejumlah pelaku usaha wisata water sport menyatakan keberatan atas proyek tersebut karena dinilai dapat mengganggu aktivitas ribuan Nelayan beserta aktivitas lainnya perekonomian Masyarakat setempat.
Menanggapi hal tersebut anggota DPRD Kabupaten Pangandaran dari Komisi II, Yusep Rahmanudin, S.Ag, menyampaikan penolakannya terhadap rencana tersebut. Ia menilai bahwa keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) di wilayah Pantai Timur Pangandaran, sangat berpotensi mengganggu jalur aktivitas Nelayan tradisional.
“Di situ kan alur perahu Nelayan dan juga tempat Mereka menangkap ikan. Maka keberadaan Keramba tersebut jelas akan mengganggu Mereka, ”ujarnya, Jum’at, (08/08/2025).
Yusep menjelaskan bahwa kawasan yang direncanakan untuk pemasangan KJA adalah merupakan wilayah perairan dangkal dan sempit. Kedalaman di lokasi tersebut hanya sekitar sembilan (9) meter, dan pada saat surut bahkan bisa menyusut hingga enam meter. Padahal, menurutnya, Keramba Jaring Apung idealnya dipasang di perairan dengan kedalaman minimal 24 hingga 30 meter, agar tidak mengganggu ekosistem pesisir dan aktivitas Masyarakat.
Selain mengganggu Nelayan, Yusep juga menyoroti dampak negatif terhadap sektor Pariwisata. Ia menyebut bahwa wilayah tersebut merupakan kawasan konservasi terumbu karang sekaligus lokasi utama wisata water sport yang menjadi daya tarik wisatawan domestik dan Mancanegara.
“Kalau Keramba Jaring Apung tetap dipaksakan di sana, tentu akan merusak estetika dikawasan wisata dan mengurangi kenyamanan wisatawan. Apalagi water sport adalah ikon Pantai Timur Pangandaran,” tegasnya.
DPRD Pangandaran, menurut Yusep, lebih mendukung pembangunan sektor Pariwisata dan perikanan Rakyat yang telah lama menjadi tulang punggung perekonomian lokal, dibanding investasi perikanan yang justru dikhawatirkan menimbulkan konflik horisontal dan kerusakan lingkungan.
“Pangandaran harus fokus pada penguatan Pariwisata dan perikanan Nelayan. Bukan pada investasi Keramba Jaring Apung yang justru bisa merusak pemandangan, menggusur aktivitas Masyarakat, dan mengganggu kelangsungan hidup Nelayan, ” tambahnya.
Yusep pun menyatakan siap mendorong pengawasan ketat terhadap setiap rencana investasi yang masuk ke wilayah pesisir, agar tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Penulis (Y2)