Fungsikan Hutan, Desa Rajadanu Potensial Miliki Destinasi Agrowisata Buah-Buahan

Oplus_131072

|SR|Kuningan|

Penanaman ratusan pohon di lahan kosong milik Desa Rajadanu, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, bakal memiliki nilai ekonomi. Lahan milik Pemerintah Desa yang selama ini tidak terfungsikan dengan baik itu, kini perlahan-lahan mendapat sentuhan yang nyata. Dua tahun telah berjalan Pemerintah Desa Rajadanu tepatnya di Tahun 2024 dan Tahun 2025, sudah mengalokasikan anggaran pada pos kegiatan Pengelolaan Hutan Milik Desa. Keseriusan Pemerintah Desa Rajadanu ini, dengan besar anggaran sekitar 60 juta lebih yang teralokasi di dua tahun anggaran tersebut, menjadi bukti nyata keberpihakan pada pemberdayaan ekonomi yang layak diapresiasi.

Menurut Kepala Desa Rajadanu, Rukmana, yang didampingi Sekretaris Desa Rajadanu, Ahmad Sadili, S.Pd.I, mengatakan bahwa kegiatan pengelolaan hutan milik Desa ini direalisasikan dengan penanaman pohon buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis.”Lokasinya terletak di Blok Jatigede, yang merupakan tanah pangangonan milik Desa dengan luas 6,4 hektar. Kami alih fungsikan pada tanaman yang produktif dengan harapan kedepannya dapat berdayaguna dan menghasilkan nilai ekonomis bagi Pendapatan Asli Desa (PAD),” terangnya, Rabu (23/7) di Kantor Pemerintah Desa Rajadanu.

“Ada beberapa Jenis tanaman buah yang Kami tanam. Di antaranya ada bibit buah alpukat, bibit buah gedong gincu, sinawang dan tidak lupa buah primadona Warga Indonesia yakni buah durian dengan bibit durian unggul,” imbuhnya.

Paling tidak, harapannya, jika buah telah produktif, minimal hasil dapat dinikmati Masyarakat, dan lebih jauhnya dapat menyumbang pendapatan bagi Desa.”Kami telah menanam 300 bibit pohon buah alpukat, gedong gincu 140 pohon, dan durian 81 pohon. Tentunya, apabila sudah optimal, harapan Kami kedepannya dapat menjadi destinasi Wisata Agro,” harapnya.

Di katakannya lagi bahwa kondisi dan letak geografis Desa Rajadanu terletak di dataran yang lebih tinggi dibandingkan Desa sekitar, maka kendala air adalah situasi yang sangat sulit yang harus dihadapi terlebih lagi di musim kemarau.

Penulis (Baim)

Hardiknas SDN Sukajaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *